Jumat, 23 September 2016

Mendaki "Surganya" Kulonprogo (Part 2)




     Selembar uang bergambar Tuanku Imam Bondjol saya serahkan kepada mbake penjaga loket masuk Kalibiru. Kalian hanya perlu modal Rp 5.000 saja untuk menikmati suguhan alam di tempat ini. Eh, nggak juga ding. Selain duit gocengan, modal untuk ke Kalibiru adalah fisik yang oke. Jadi, dari tempat parkir hingga loket masuk, jaraknya kurang lebih 100m (CMIIW). Deket dong? Deket! Tapi jalannya, yassalam nanjak tidak kira-kira. Ketika sedang duduk-duduk istirahat sebentar di teras salah satu homestay, saya melihat ada mbak-mbak memakai wedges yang duhbiyung tingginya. Betis sehat wal afiat, Mbak? 

     Setelah kami berjalan masuk ke lokasi, ternyata saya menemui juga mbak-mbak lain yang memakai alas kaki dengan hak tinggi. Bukan apa-apa, kalau kejengkang kan bahaya juga. Jadi untuk berkeliling Kalibiru, kalian harus menapaki anak tangga yang lumayan untuk menggugurkan kandungan. Maka dari itu, usahakan memakai alas kaki yang nyaman dan aman. Pokmen disini mainnya naik-turun, naik-turun, naik-turun. Jalannya. 

***
Dengan ini saya sudah sah jadi anak hits dunia akherat ya?


     Naik-turun tangga memang lumayan bikin hidup saya ngos-ngosan (sini makin menua atau karena kelemon?). Tapi kalau demi mendapatkan "sesuatu yang berkelas", libas saja. Iya...di Kalibiru ini kalian akan dimanjakan dengan pemandangan yang super cantik. Perpaduan antara hamparan hijau perbukitan Menoreh, pemandangan Waduk Sermo dari ketinggian, dan laut yang terlihat samar di kejauhan adalah suguhan yang sangat berkelas. Mungkin ini ya yang dinamakan surga? Surga-nya Kulonprogo. Tidak mengherankan kalau tempat ini langsung ngehits di seantero Galaksi Bima Sakti. Sudah murah, "jamuan" yang ditawarkan pun sangat mewah. Mongomong soal murah, kalau kalian hanya ingin santai-santai menikmati pemandangan, ya terbilang murah. Tapi kalau ingin mengabadikan momen dengan berfoto di spot-spot kece, kalian harus membayar lebih.



     
     Spot kece? Yap. Sering kan lihat di Instagram ada foto orang sedang duduk di rumah pohon dengan background hijau perbukitan, birunya air waduk, dan laut nun jauh disana? Itulah "ikon" dari Kalibiru. Tempat ini menyediakan beberapa spot foto dengan berbagai macam bentuk, seperti rumah pohon, spot tampir, spot love, dan lain-lain. Bagi yang ingin berfoto di spot-spot tersebut, kalian harus merogoh kocek Rp 15.000, per spot. Biaya ini adalah biaya untuk naik keatas spot foto saja, beserta pengaman yang wajib dikenakan pengunjung. Biar bakoh dari segala hempasan angin dan gombalan mantan.

     Lalu yang motret kita siapa, dek Tika? Kalau sudah bawa kamera sendiri dan ada teman yang jago motret, bisa memanfaatkan "jasa" teman kalian. Lumayan untuk menghemat saku. Tapi kalau mau hasil foto yang kece, mending mending memakai jasa foto mase Kalibiru sekalian. Kenapa? Karena mereka sudah hafal angle mana yang bagus dan bagaimana settingan kamera agar foto tidak backlight. Untuk hasil fotonya sendiri, dikenakan biaya lagi. Per foto dihargai Rp 5.000 dan pengunjung harus mengambil minimal 4 foto yang nantinya ditransfer dalam bentuk softcopy. Terus sewaktu diatas, dijepret berapa kali? Sak karepe lan sak bahagiane mase sih


"Softcopy itu gimana ya?" ujar mbak-mbak pengunjung di sebelah saya yang menggenggam ponsel pintar apel krowak. 

    Saya pun tidak mau ketinggalan untuk berfoto di spot-spot tersebut. Setelah berkeliling terlebih dahulu, akhirnya pilihan saya jatuh di spot tampir. Lucu saja, bentuknya bundar. Ok, nice info. Selain itu, spot tampir ini antreannya tidak begitu banyak. Mungkin karena letaknya agak ndhelik. Iya, untuk berfoto di spot foto Kalibiru, sabar adalah koentji. Antreannya banyak, sis! Kami pikir kalau kesini di hari kerja bakalan sepi. Jebul ramai juga dan kami harus menunggu sekitar 30-45 menit. Bahkan kalau weekend atau hari libur nasional, antreannya bisa sampai 4 jam. Alig!

*** 

"Yooo... lanjut! Yooo... Yeezy gua udah siap yooooo!" kata mase petugas.

     Pengunjung sebelum kami pun dipersilakan naik keatas spot tampir. Sementara itu, si mbak petugas menyiapkan printilan alat pengaman (namanya apa sih?) untuk dipasangkan di badan saya dan Dista karena antrean selanjutnya adalah jatah kami. Sekitar 15 menit menunggu, tibalah giliran kami untuk berfoto-foto anggun. 

"Sik...sik, mas", kata saya dengan sedikit raut muka takut-takut bodoh ketika menaiki tangga. 

     Maklum, membawa 60kg (10kg berat badan dan 50kg beban hidup) keatas cukup bikin usus saya breakdance. Bahkan ketika sudah sampai diatas, mau berdiri saja agak ngewel. Sebenarnya tidak terlalu tinggi juga, tapi saya sedikit parno. Mungkin beda cerita kalau badan ini serata Awkarin. 

     Pertama, kami difoto bareng dengan berbagai gaya. Selanjutnya, secara bergantian kami difoto sendiri-sendiri. Jangan takut mati gaya, karena mase akan mengarahkan kalian. Mulai dari gaya ala Manohara, Dian Sastro, Raisa, Isyana, hingga gaya kebelet pipis ala Marilyn Monroe. Hasilnya dong! Ala Dijah Yellow! Owsem.



Ijk cantik kan? 

     Setelah dirasa cukup, kami pun turun. PR lagi! Posisi turun ternyata lebih riweuh ketimbang naiknya. Saya bingung, posisi badan harus menghadap ke depan atau ke belakang? Posisi tangan harus dimana? Posisi kaki berpijak di kepala siapa? Kepala atau kaki duluan yang turun? Maseee...iki piyeeee?

     Karena dulu saya anak bus tingkat dewa, saya selalu mengingat pesan abang kondektur tercinta, 

"Kalau mau turun, kaki kiri dulu ya, beb..."

     Baiklah, saya turunkan kaki kiri saya terlebih dahulu. Tapi bodohnya, dengan posisi badan menghadap ke depan. Kalau pegangan ini saya lepas, njlungup. Auk ah...saya pun turun sekenanya, meski harus "membokongi" si mas petugas yang berjaga di tangga. Monmaap ya, Mas. Anggap saja dapat berkah bempernya Kim Kadarshian.   

  



     Selain adanya spot-spot untuk berfoto, Kalibiru juga menawarkan fasilitas flying fox bagi pengunjung yang ingin menguji adrenaline. Sepertinya seru, karena kalian harus berjalan diatas satu tali dan meniti jembatan kayu terlebih dahulu, baru kemudian siap meluncur. Sayang, saya belum sempat menjajal permainan tersebut. 





***

     Penataan fasilitas di Kalibiru ini sudah cukup bagus. Tersedia banyak warung makan yang bisa kalian singgahi. Jadi untuk urusan perut, aman lah. Beberapa warung makan juga bisa kalian temui di dalam lokasi (di dekat spot-spot foto). Jadi bisa makan sembari menikmati pemandangan alam yang eksotis. Toilet dan musholla juga sudah ada. Selain itu, tersedia pula beberapa homestay di Kalibiru. Sayangnya, saya lupa mencari info mengenai harganya. 

     Bagi yang ingin berkunjung ke Kalibiru, akses jalan hanya bisa dilewati motor dan mobil. Bus besar tidak bisa masuk karena jalannya terlalu sempit, berkelak-kelok dengan tanjakan dan turunan tajam. Memakai kendaraan pribadi pun, terutama mobil, juga tetap ekstra hati-hati dengan medan jalan yang seperti itu. Intinya, kalau mau ke Kalibiru, harus memastikan kendaraan kalian waras. Yang menjadi poin plusnya adalah adanya petugas yang berjaga di beberapa titik dan saling berkoordinasi, termasuk dengan petugas parkir di Kalibiru. Tujuannya adalah untuk memantau, mengatur, dan memastikan kalau tidak ada mobil yang berpapasan dari arah berangkat maupun arah pulang. Menurut saya, jalan yang terlalu sempit dan berkelak-kelok cukup membahayakan jika dilalui dua mobil dari arah berlawanan. Keblowok sedikit, die!  Ditambah dengan belum adanya pagar pembatas di sisi jalan yang berhadapan langsung dengan jurang. Sumprit, kuwi horor. Tapi jalannya sendiri sudah bagus dan mulus kayak kulit embak-embak byuti ples

Berikut ini rute ke Kalibiru:
Dari arah Jogja (bisa ditempuh 1-1,5 jam)
Dari Tugu Jogja cari arah ke Kulonprogo / Purworejo - kalau sudah sampai Kulonprogo cari papan petunjuk arah ke Sermo (dari jalanan utama belok kanan) - melewati rel kereta api - Pasar Sentolo - ada SPBU besar di kanan jalan - masih lurus - pertigaan kedua belok kanan - lurus - sampai di pertigaan - lurus (arah ke Clereng) - melewati pasar - jembatan - setelah jembatan ambil arah kiri - lalu tinggal lurus saja mengikuti papan petunjuk bertuliskan Kalibiru. 

Dari arah Waduk Sermo
Mengikuti jalan yang mengelilingi waduk, nanti kalian akan menemukan papan petunjuk arah ke Kalibiru. Hati-hati jalannya juga menanjak dan sempit. 

Dari arah Solo (bisa ditempuh 3-3,5 jam):
Bisa lewat jalur Jogja kota atau bisa juga lewat ringroad utara - cari arah ke Kulonprogo / Purworejo - untuk seterusnya sama dengan rute dari Jogja. 

Terimakasih.
Ketjoep!

Nih, tak kasih bonus muka saya. Silakan gumoh...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar